Satu hal yang saya pelajari setiap kali tinggal agak lama di negara lain, semangat nasionalis saya selalu muncul. Sukar buat saya menjelaskan semangat nasionalis itu apa. Kalau kata wikipedia, Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Benar sih kata Albert Einstein kalau rasa nasionalis ini kebesaran dapat menyebabkan perang dengan negara lainnya. Tapi nasionalis yang muncul dalam diri saya adalah rasa cinta negara saya. Manifestasinya kadang saya merasa bahwa ada banyak hal dari 'negara Indonesia' yang dapat dibanggakan. Bahwa negara sayapun mempunyai hal yang unik yang mungkin tidak dimiliki negara lain. Indonesiapun punya 'kelebihan' dibandingkan negara lain.
Video dalam link di bawah ini menggugah hati sekali. Terlepas dari kecintaan mereka terhadap budaya adat perkawinannya sehingga merasa wajib untuk melaksanakan sesuai dengan kebiasaan, tetapi niat untuk menunjukkan ataupun melakukan budaya itu di negara lain, itu yang luar biasa. Saya paham benar susahnya membawa peralatan tersebut ke Amerika, terlebih Washington DC. Kemudian menggelar acara perkawinan tradisional seperti itu tentunya tidaklah mudah. Luar biasa menurut saya. Terlebih di tengah jaman seperti sekarang ini di mana banyak saudara saya orang Indonesia lebih senang dengan budaya internasional yang kadang jauh lebih sederhana.
http://www.voaindonesia.com/media/video/1522311.html
Video itu memicu saya berpikir kembali tentang nasionalisme yang akhir-akhir ini cukup sering terlintas di pikiran saya. Kali ini saya tinggal di Singapura, negara yang berjarak hanya kurang lebih 2 jam dari Jakarta, dan hanya 30 menit dari Batam, tapi saya bisa melihat dan merasakan bagaimana rakyat Singapura, terlebih yang lahir dan besar di Singapura, sangat mencintai negaranya, cukup berbeda dengan yang saya rasakan di Jakarta. Terlihat bagaimana mereka merayakan "National Day" mereka. Seiring perjalanan waktu saya kemudian mengetahui bahwa setiap hari semasa mereka sekolah, mereka harus menyanyikan lagu kebangsaan mereka, "pledge", belum lagi bagi anak laki-laki pada usia tertentu harus mengikuti kegiatan 'wajib militer'. Mereka sangat menekankan rasa persatuan terlepas dari multi ras yang ada di Singapura, beragam agama dan kepercayaan. Menarik sekali. Tentunya menyanyikan lagu kebangsaan dan wajib militer ini bukan satu satunya faktor penimbul rasa kebangsaan / nasionalis dalam diri mereka. Tapi saya percaya, ini merupakan salah satu faktor. Dibandingkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan hanya sekali seminggu di sekolah ditambah perasaan memiliki agama / suku yang lebih baik dari agama / suku lainnya.
Sebentar lagi di Indonesia akan dirayakan hari Sumpah Pemuda. Indonesia tidak bisa dikatakan gagal dalam menimbulkan semangat kebangsaan. Bukti nyata adalah bahasa Indonesia. Sedikit sekali dalam penemuan saya, orang Indonesia yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Sementara di Singapura, kita bisa bertemu dengan orang yang bahasa Inggrisnya terpatah-patah. Lucunya, saat pertemuan militer, bahasa Melayu terdengar membahana sebagai bahasa perintah dalam pasukan. Jadinya terdengar cukup unik. Saya kembali bangga kalau mengingat Indonesia akan hal ini, bahasa Indonesia terdengar lebih konsisten digunakan di mana pun. Bahasa sebagai salah satu faktor penanda nasionalis, menurut saya.
Berlanjut dengan adat istiadat yang ada di daerah masing-masing. Negara kita kaya sekali akan kebiasaan kebiasaan unik terkait adat. Saya sebagai produk generasi baru, kadang sangat malas terlibat dalam upacara ataupun acara adat saya sendiri. Tapi saat saya berada di negeri lain, terasa sekali adat daerah manapun dari Indonesia, terlihat sangat cantik dan menarik bagi saya. Ada rasa bangga saat melihatnya, terlebih saat orang lain (bangsa lain) melihatnya dengan penuh kekaguman. Itu perasaan saya saat melihat video di atas. Saya jadi merasa sangat mencintai Indonesia, kamu gimana?
"Cerewet" is me being talkative. Talking this, here and there, loud in silent. Unorganized, scattered, collected, me, being cerewet.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Day 1, MY trip
Flying with Citilink, first time outbond abroad with this airlines, quite an experience, okay one. Arrived at the airport, the train was bei...
-
Foto muminya Julia Pastrana dan anaknya. Mengerikan sekali kalau sampai seseorang dikatakan "Jelek". Parahnya lagi, kali ini g...
-
Dari sekian banyak masalah yang ada pada kaki gw, yang paling memalukan buat gw adalah kibus. Sebutan buat "kaki busuk" dari su...
No comments:
Post a Comment