Thursday, October 11, 2012

usaha kopi




Gemas tidak sih mendengar bahwa negara kita masih belum dapat memenuhi permintaan pasar akan kebutuhan kopi sumatera? Saya sebagai orang asli dari sumatera gemas sekali. Tapi kalau saya pikir-pikir, jelas sekali penyebabnya.

1. Tenaga kerja tidak ada. Kampung-kampung di tanah leluhur saya tersebut tidak lagi memiliki anak muda yang sanggup mengerjakan ladang atau perkebunan seperti 30 tahun yang lalu. Mereka ingin mencari kehidupan yang lebih baik dengan berurbanisasi kebanyakan ke Jakarta. Mereka ingin juga dianggap sukses, berpenghasilan besar di kota besar. Tidak tertarik untuk mengerjakan tanah seperti laiknya orang tua mereka.

2. Berkurangnya lahan. Perusahaan perkebunan besar kebanyakan lebih suka menanam kelapa sawit yang notabene yang lebih menguntungkan dibandingkan kopi. Akhirnya produksi kopi tidak dapat bertambah lebih besar lagi.



Sayang sekali sebenarnya mendengar hal ini. Potensi yang besar dari agrobisnis seharusnya dapat menjadi andalan, terlebih karena keunikan kopinya yang sudah terkenal di mata dunia. Jadi sudah setengah jalan proses pemasaran rasanya.

Belum lagi mengetahui bahwa kebanyakan "packaging" kopi sumatera yang dijual di luar negeri (khususnya Amerika) dikerjakan di Singapura karena dianggak kalau pengemasannya di Indonesia, belum dapat memenuhi syarat. Aduh, malu sekali, sekalian sayang sekali kesempatannya.

Saya jadi tertarik untuk melirik bidang agrobisnis ini. Kenapa perusahaan besar tidak tertarik ya? Minimal para orang tua aseli sumatra, yang begitu mengenal lekuk daerahnya, kenapa tidak memanfaatkan kesempatan ini ya? Generasi muda sekarang, yang berpendidikan tinggi, sudah selayaknya berpikir jadi 'entrepreneur'. Jadi pingin pulang kampung, pikir pikir yuks.....

Tautan untuk bacaan tentang kopi:
http://www.bironk.com/kopi-sumatera/

No comments:

Day 1, MY trip

Flying with Citilink, first time outbond abroad with this airlines, quite an experience, okay one. Arrived at the airport, the train was bei...