Sunday, February 17, 2013

trakdot | bagi info


Kata websitenya Trakdot website , 26 juta koper hilang di Amerika setiap tahunnya, memberi perusahaan mereka ide untuk melacak koper orang.
 Menarik sekali kemudian mereka menciptakan benda yang namanya Trakdot.

  Baca review tentang benda ini bikin gw jadi penasaran dengan tracking lugage.
Ternyata teknologi ngurusin bagasi di airport itu dah maju banget ya. 
Tapi gak usah ngomongin Indonesia kali ya.
Negara gw tercinta ketinggalan berapa puluh tahun sama negara lain apalagi yang sudah maju.

Airport / bandara dan perusahaan penerbangan banyak yang menggunakan "bar code" 
Setiap koper dikasih label yang ada bar code nya buat discan dan diketahui semua informasi tentang si empunya (maksudnya yang terkait dengan perjalanannya).

Adalagi yang pakai RFID Radio Frequency Identification (RFID). Teknologi yang banyak dipakai di banyak hal. Termasuk di barang bagasi penerbangan. Yang menarik, airport di Las Vegas dan Hong Kong termasuk yang pertama di dunia mengimplementasi cara ini.

Cara lain ya pakai GPS tracking. Tentunya ini mahal lah ya dibanding dengan bar code biasa. 
Yang menarik dari trakdot, mereka pakai cara baru. Pakai model HP caranya. HP maksud gw handphone. Alat itu akan ngasih sinyal kaya handphone, jadi kita bisa tracking pakai pc buat ngeliatnya atau pakai smarphone. Yang hebat, alat ini diperkirakan harganya sekitar US $62 an. Untuk aktivasinya sekitar US $9, dan biaya tahunannya US $ 13. Cukup terjangkau buat yang kopernya memang sangat berharga. Pantas deh pakai alat ini.



Pertanyaan gw sebagai warga negara Indonesia, yang kebanyakan terbang domestik, apa kepake ya? Hehehehe.. bukan menuduh sih. Tapi kenyataannya barang di Indonesia kalau hilang ya hilang aja. Syukurnya gw sih belon pernah ngalamin kehilangan koper gw sendiri seumur hidup gw.
Well, pernah sih sekali, tahun 1995, itu pun koper ditemukan saat itu juga. Jadinya gak sempet jadi tragedi. Tapi orang kantor gw pernah kehilangan pas kita lagi berangkat bareng. Nyesek juga sih , karena yang dibawa adalah oleh-olehnya untuk keluarganya. 

Yang parahnya adalah, perusahaan penerbangan tidak dapat hukuman yang setimpal kalau barang penumpangnya hilang. Tidak seperti perusahaan penerbangan internasional di mana mereka bisa menghabiskan uang sampai dengan US $100 per koper kalau hilang. Bahkan lebih. Sehingga memperlakukan bagasi dengan perhatian. 
Kalau di Indonesia juga demikian, baru deh pada mikir, daripada bangkrut karena koper yang hilang / rusak, mendingan mengimplementasi alat pelacak.

Khayalan gw:
Takutnya kalau ditanya ke orang airport "wah gak ada pak".
"Ini kata trakdot saya di sini nih barang saya, di belakang bapak kali"
"Gak ada tuh pak. Salah kali alat bapak itu."
Then, what can we do, kalau dah gitu? Hahahaha

Nah kalau di Indonesia, udah kopernya hilang, ni barang seharga kira-kira 500 ribu rupiah bakalan ilang juga dong.. ahh rugi tambah gede hahahaha...


Tapiiiiiii mengingat ni perusahaan, idenya keren juga dibanding dengan yang sudah ada.
Gw memberanikan diri untuk mengemail juga.
Idenya adalah, mereka sudah berhasil menciptakan benda kecil untuk tracking dengan harga yang relatif murah lah. Nah, gimana kalau mereka ngebuat benda seperti itu, untuk nge-track anak kecil. 
Dibuat kaya gelang gitu, satu buat anak kecilnya, satunya buat orang tuanya. Lalu kalau anak itu menjauh lebih dari 2 atau 3 meter dari orang tuanya, gelang di tangan orang tua bergetar / bunyi / bersiul, memberi tanda ke orang tuanya untuk segera waspada.
Gelang di anak juga jadi bergetar supaya anak juga nyadar dia dah jauh dari orang tuanya.
Hehehehe.. secara gw adalah orang tua yang  kadang suka terpesona juga ngeliat etalase padahal anaknya lagi lari-lari. Gw rasa bia nyelamatin banyak anak dari kecelakaan yang gak perlu, kehilangan, bahkan penculikan. 
Gw dah coba email ke perusahaan si pembuat. Semoga segera dibuat, dan dipasarkan. 
Gw jamin deh, laku berat...

No comments:

Day 1, MY trip

Flying with Citilink, first time outbond abroad with this airlines, quite an experience, okay one. Arrived at the airport, the train was bei...